Keberadaan Blackberry di tanah air mulai menuai permasalahan. RIM dinilai mendapat keuntungan besar dari bisnisnya di Indonesia namun terkesan acuh terhadap pemerintah dimana pelanggannya berada. Permintaan pemerintah akan pendirian Data Center Blackberry di dalam negeri nampaknya sulit dipenuhi dengan beberapa alasan. Pembangunan data center di Singapura yang telah difungsikan sejak 1 Juli 2011 lalu semakin membuat geram pemerintah.Kemudian berhembuslah kabar bahwa BRTI akan membekukan layanan BBM dan BIS, seusai pertemuan RIM -Kominfo sebagai buntut kekecewaan pemerintah karena sebelumnya RIM menyanggupi membangun data center di tanah air.
Operator di tanah air ternyata hanya kebagian sedikit saja dari keseluruhan pendapatan dari layanan Blackberry padahal layanan tersebut memakai jalur koneksi data yang dimiliki operator. 90% masuk ke kantong RIM sedangkan sisanya masuk ke rekening operator. Perhitungan tersebut berlaku sama untuk semua Operator. Untuk setiap pelanggan blackberry, Operator membayar sekitar USD 7 setiap bulannya kepada RIM.
Beberapa operator kecil yang kurang bisa bersaing mulai meninggalkan Blackberry dan fokus ke perangkat lain dimana mereka bisa mendapat keuntungan maksimal atas jaringan komunikasi data yang telah mereka gelar dengan susah payah.